Resume Buku
Komunikasi Politik
“Komunikator, Pesan, dan Media”
Pengantar: Jalaludin
Rakhmat
Dan Nimmo
Judul Buku : Komunikasi Politik “Komunikator, Pesan,
dan Media”
Penulis : Dan Nimmo
Penerbit : Goodyear Publishing Co.
Penyunting : Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.
Diterbitkan oleh PT REMAJA ROSDAKARYA
Tahun terbit : Cetakan keenam, Juni 2005
KOMUNIKASI POLITIK
Komunikator,
Pesan, dan Media
Komunikasi
dan Politik
Bergantung pada titik pandangnya,
komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan;
pengoordinasian makna antara seseorang dan khalayak; saling berbagi informasi,
gagasan, atau sikap; saling berbagi unsur-unsur perilaku, atau modus kehidupan,
melalui perangkat-perangkat aturan.
Komunikasi bukan sekadar penerusan
informasi dari suatu sumber kepada publik, ia lebih mudah dipahami sebgai
penciptaan kembali gagasan informasi oleh publik jika diberikan petunjuk oleh
simbol, slogan, atau tema pokok.
Ciri utama komunikasi yaitu orang
yang mengamati berbagai hal, menginterpretasikannya, menyusun makna, bertindak
berdasarkan makna itu, dan kemudian mengungkapkan makna itu.
Ada
tiga jenis yang diamati orang antara lain :
1.
Objek fisik, yang beranekaragam, sejak
kursi, tumbuhan, dan mobil sampai keadaan cuaca,
2.
Objek sosial, baik orang lain maupun
dirinya sendiri,
3.
Objek abstrak seperti gagasan, ajaran,
perasaan dan keinginan.
Komunikasi
adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang utntuk menyusun makna yang
merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak)
dan untuk bertukar citra itu melalui symbol.
Jadi,
komunikasi bukanlah suatu reaksi terhadap sesuatu, juga bukan interaksi dengan
sesuatu, melainkan suatu transaksi yang di dalamnya orang-orang menciptakan dan
memberikan makna untuk menyadari tujuan-tujuan orang itu.
Menurut
Barnlund, sifat-sifat komunikasi katanya dinamis (proses prilaku dipikirkan
dari seorang penafsir), sinambung (tidak ada sesuatu, bahkan tindakan yang
tersendiripun selain kondisi kehidupan yang sinambung tanpa awal dan akhir),
sirkular (tidak ada urutan yang linear dalam arus makna dari seseorang kepada
orang lain), tak dapat diulang (penciptaan kembali makna yang sinambung itu
melibatkan perubahan citra personal terhadap masa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang), tak dapat dibalikkan (berkembang dengan cara yang membuat suatu
pesan yang telah diucapkan dan diinterpretasikan tidak dapat diambil kembali
dari ingatan penerimanya), kompleks (berlangsung dalam banyak konteks yang
berlainan dan pada banyak tingkatan).
Harold
Lasswell, politik adalah siapa, memperoleh apa, kapan, dan bagaimana. Politik
adalah pengaruh, tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau
memperluas tindakan lainnya. Politik hanyalah untuk mengartikan kegiatan orang
secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka
di dalam kondisi politik sosial.
Ilmuwan
politik Mark Roelofs mengatakan Politik adalah pembicaraan atau lebih tepat,
kegiatan politik (‘berpolitik’) adalah berbicara. Ia menekankan bahwa politik
itu hanya pembicaraan, juga tidak semua pembicaraan adalah politik. Akan
tetapi, ”hakikat pengalaman politik, dan bukan hanya kondisi dasarnya, ialah
bahwa ia adalah kegiatan berkomunikasi antara orang-orang. Komunikasi meliputi
politik, anggapan dasar buku ini ialah bahwa banyak aspek kehidupan politik
dapat dilukiskan sebagai komunikasi.
Komunikasi
politik yaitu kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan
konsekuensi-konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan
manusia di dalam kondisi-kondisi konflik.
James
Bryce, Opini publik adalah kumpulan pendapat orang mengenai hal ihwal yang
mempengaruhi atau menarik minat komunitas. A.V.Dicey, opini publik adalah cara
singkat untuk melukiskan kepercayaan atau keyakinan yang berlaku di masyarakat
tertentu bahwa hukum-hukum tertentu bermanfaat. Opini ialah tindakan
mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari
objek-objek situasi tertentu. Tindakan ini bisa merupakan pemberian suara, pernyataan
verbal, dokumen tertulis, atau bahkan singkatnya tindakan apapun yang bermakna.
Proses
opini adalah hubungan atau kaitan antara : 1. Kepercayaan, nilai, dan usul yang
dikemukakan oleh perseorangan dimuka di depan umum, 2. Kebijakan yang dibuat
oleh penjabat terpilih dalam mengatur perbuatan sosial dalam situasi konflik. Proses
opini ada 3 tahap : 1. Kontruksi personal, tahap di mana individu mengamati
segala sesuatu, menginterpretasikannya, dan menyusun makna objek-objek politik
secara sendiri-sendiri dan subjektif. 2. Kontruksi sosial, tahap menyatakan
opini pribadi di depan umum. 3. Kontruksi politik, tahap yang menghubungkan
opini publik, opini rakyat, dan opini massa dengan kegiatan para pejabat publik
(eksekutif, legislator, dan hakim) yang sama-sama bertanggung jawab atas
pemrakarsaan, perumusan, penerimaan, penerapan, penginterpretasian, dan
penilaian kebijakan-kebijakan.
Pada
tahun 1948 ilmuwan politik Harold Lasswell mengemukakan bahwa cara yang mudah
untuk melukiskan suatu tindakan komunikasi ialah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan : siapa?, mengatakan apa?, dengan saluran apa?, kepada
siapa?, dengan akibat apa?. Hal itu mengidentifikasi unsur-unsur yang biasa
terdapat pada semua komunikasi : sebuah sumber dan penerima, pesan, media
komunikasi, dan tanggapan. Bila kita menggunakan rumus Lasswell, maka kita
harus ingat bahwa proses komunikasi itu tidak linear, tetapi sirkular.
Pemimpin
dan Opini Publik
Salah satu ciri komunikasi ialah
bahwa orang jarang dapat menghindari dari keturutsertaan. Siapapun yang dalam
setting politik adalah komunikator politik. Sosiolog J.D. Halloran, seorang
pengamat komunikasi massa yang tercermat, telah mengeluh bahwa banyak studi
komunikasi mengabaikan satu karakteristik proses yang penting, yaitu bahwa
komunikasi terjadi di dalam suatu matriks sosial. Situasi tempat komunikasi
bermula, berkembang, dan berlangsung menerus adalah situasi sosial : hubungan
antara komunikator dan khalayak adalah bagian integral dari sistem sosial ini.
Komunikator massa berlaku juga bagi komunikator politik. Komunikator politik
ini memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses opini publik.
Leonard W. Doob, komunikator atau para komunikator harus diidentifikasi dan
kedudukan mereka di dalam masyarakat harus ditetapkan, diidentifikasikan tiga
kategori : 1. Politikus yang bertindak sebagai komunikator politik, 2.
Komunikator professional dalam politik, 3. Aktivis atau komunikator paruh waktu
(part-time).
Daniel Katz menunjukkan bahwa
pemimpin politik mengerahkan pengaruhnya ke dua arah : “mempengaruhi alokasi
ganjaran dan mengubah struktur sosial yang ada atau mencegah perubahan
demikian”. Dalam kewenangannya yang pertama politikus itu berkomunikasi sebagai
wakil suatu kelimpok atau langganan; pesan-pesan politikus itu mengajukan dan
atau melindungi tujuan kepentingan politik; artinya, komunikator politik
mewakili kepentingan kelompok. Politikus yang bertindak sebagai ideologi tidak
begitu terpusat perhatiannya kepada mendesakkan tuntutan seorang langganan; ia
lebih menyibukkan dirinya untuk menetapkan tujuan kebijakan yang lebih luas,
mengusahakan reformasi, dan bahkan mendukung perubahan revolusioner. Ideolog
itu terutama berkomunikasi untuk membelokkan mereka kepada suatu tujuan, bukan
mewakili kepentingan mereka dalam gelanggang tawar-menawar dan mencari
kompromi. Kats membedakan wakil praktisi dan ideologi tetapi bila dipandang
sebagai komunikator politik, perbedaan itu hanya dalam derajatnya, bukan dalam
jenisnya. Kedua tipe politikus itu mempengaruhi orang lain, yakni mereka
bertindak dengan tujuan mempengaruhi opini orang lain. Politikus utama yang
bertindak sebagai komunikator politik adalah para pejabat pemerintah, baik yang
dipilih maupun yang diangkat, yang secara tetap berkomunikasi mengenai sejumlah
besar masalah, subjek, dan materi politik yang beraneka ragam. Jenis politikus
yang bertindak sebagai komunikator politik, sama dengan banyaknya politikus,
tetapi untuk mudahnya kita klasifikasikan mereka sebagai : 1. Di dalam atau di
luar jabatan pemerintah, 2. Berpandangan nasional atau subnasional, dan 3.
Berurusan dengan masalah berganda atau masalah tunggal.
Komunikator profesional adalah
peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi
komunikasi yang sedikitnya mempunyai dua dimensi utama : 1. Munculnya media
massa yang memintasi batas-batas rasial, etnis, pekerjaan, wilayah dan kelas
untuk meningkatkan kesadarang identitas nasional, 2. Perkembangan serta-merta
media khusus (seperti majalah untuk khalayak khusus, stasiun radio, dsb.) yang
menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan. James
Carey, seorang komunikator profesional adalah seorang makelar simbol, orang
yang menerjemahkan sikap, pengetahuan, dan minat suatu komunitas bahasa ke
dalam istilah-istilah komunitas bahasa yang lain yang berbeda tetapi menarik
dan dapat dimengerti. Maka komunikator profesional adalah manipulator dan
makelar symbol yang menghubungkan para pemimpin satu sama lain dan dengan para
pengikut. Satu perangkat profesional mencakup para jurnalis, yang lain meliputi
para promoter. Jurnalis sebagai siapa pun yang berkaitan dengan media berita dalam
pengumpulan, persiapan, penyajian, dan penyerahan laporan mengenai
peristiwa-peristiwa. Promotor adalah orang yang dibayar untuk mengajukan
kepentingan langganan tertentu.
Unsur dasar dalam jaringan
komunikasi politikus adalah aparat formal pemerintah, ia menduduki atau
bercita-cita menduduki suatu posisi dalam jaringan itu. Dua tipe komunikator
politik : 1. Terdapat jurubicara bagi kepentingan yang terorganisasi, 2.
Jaringan interpersonal mencakup komunikator politik utama, yakni pemuka
pendapat. Siapakah komunikator politik utama, tiga macam yang terpenting yaitu
politikus, profesional, dan aktivis.
Kepemimpinan adalah seperangkat
fungsi kelompok yang harus terjadi di dalam setiap kelompok jika kelompok itu
harus berprilaku secara efektif untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
anggotanya. Katz, kepemimpinan adalah proses ketika seorang individu secara
konsisten menimbulkan lebih banyak pengaruh daripada orang lain dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kelompok. James N. Rosenau, pemimpin adalah anggota
masyarakat yang menduduki posisi yang membuatnya bisa, dengan agak tetap,
menyampaikan opini tentang masalah-masalah kepada orang-orang yang tidak
dikenal. Ralph M. Stogdill, kepemimpinan melibatkan proses kelompok, pengaruh
kepribadian, seni meminta kerelaan, penggunaan pengaruh, persuasi, pencapaian
tujuan, interaksi, peran-peran yang diperbedakan, dan pembentukan struktur
dalam kelompok-kelompok. Teori mengenai kepemimpinan ada empat : 1. Pemimpin
berbeda dari massa rakyat karena mereka memiliki cirri atau sifat tersendiri
yang sangat dihargai, 2. Teori Konstelasi Sifat, pemimpin memiliki sifat sama
dengan yang dimiliki siapapun, tetapi memadukan sifat-sifat ini dalam suatu
sindrom kepemimpinan yang membedakannya dari orang lain. 3. Teori
Situasionalis, berpendapat bahwa waktu, tempat, dan keadaan menentukan siapa
yang memimpin, siapa pengikut, 4. Kepemimpinan merefleksikan interaksi
kepribadian para pemimpin dengan kebutuhan dan pengharapan para pengikut,
karakteristik dan tugas kelompoknya, dan situasi. Jadi sistem peran dan
struktur status suatu kelompok ditetapkan oleh seperangkat pengharapan
antaranggota yang diperkuat bersama.
Peran komunikasi politik sebagai
pemimpin yang perlu mendapatkan perhatian antara lain: 1. Sikap rangkap dua
kepemimpinan politik, 2. Tipe pemimpin, 3. Ikatan antara pemimpin dan pengikut,
4. Ciri-ciri pemimpin politik, 5. Persepsi rakyat terhadap pemimpin politik, 6.
Perekrutan pemimpin-pemimpin dalam politik.
Lewis Froman, kecendrungan yang
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin di dalam kelompok : 1. Pemimpin
memperoleh kepuasan yang lebih beragam karena menjadi anggota kelompok, 2.
Lebih kuat dalam memegang nilai-nilai mereka, 3. Memiliki kepercayaan yang
lebih besar tentang kelompok itu dan hubungan dengan kelompok lain, pemerintah,
masalah politik, dan sebagainya, 4. Kurang kemungkinannya untuk berubah
kepercayaan, nilai, dan pengharapannya karena tekanan yang diberikan kepadanya,
5. Lebih mungkin membuat keputusan mengenai kelompok berdasarkan kepercayaan,
nilai dan pengharapan sebelumnya, 6.Lebih berorientasi kepada masalah, terutama
mengenai masalah yang menyangkut perolehan material, alih-alih kepuasan yang
kurang nyata atau pertanyaan yang penuh emosi.
Bagi komunikator politik, untuk
menjadi pemimpin politik ia harus berperilaku sebagaimana yang diharapkan orang
dari pemimpin, pengikut mengaitkan kepemimpnan dengan orang yang sesuai dengan
pengertian mereka tentang apa pemjimpin itu. Komunikator politik yang merupakan
pemimpin karena arti yang ditemuka orang didalam dirinya sebagai manusia,
kepribadian, tokoh yang ternama,dan sebagainya, kita beri nama pemimpin
simbolik. Sebagian besar politikus, komunikator profesional, dan aktivis
politik adalah pemimpin organisasi. Komunikator professional sering merupakan
karyawan organisasi yaitu wartawan yang bekerja pada pelayanan kawat, koran,
jaringan televisi, atau organisasi berita lain dan promotor sebagai anggota
organisasi memublikasikan kepentingan perusahaan, jawatan pemerintah, kandidat
atau partai politik. Jurubicara sebagai komunikator aktivis adalah hampir
secara harfiah, pembela organisasi. Komunikasi terorganisasi memberikan peluang
kepada kepemimpinan yang sinambung, kepemimpinan berdasarkan kemampuan
komunikator memprakirakan dengan tepat kesukaan dan ketidaksukaan para
pengikut, dan dengan demikian reaksi yang mungkin diberikan oleh mereka
terhadap tindakan pemimpin. Komunikasi di dalam setting yang terorganisasi
menyajikan arus yang dapat di prakirakan dari informasi yang akurat tentang
kesukaan dan ketaksukaan pengikut yang kepadanya pemimpin dapat menyesuaikan
diri.
Sosiolog
Orrin Klapp, “Kepemimpinan simbolik bekerja pada massa dan khalayak sebelum,
tanpa, dan tidak dapat dihalangi oleh organisasi”. Kepemimpinan simbolik
menyoroti tindakan saling mempengaruhi yang penting diantara apa yang oleh para
pengikut diharapkan menurut citra mereka tentang pemimpin, dan kesan yang
diusahakan ditinggalkan pada para pengikut oleh pemimpin yang bercita-cita
tinggi.
Ikatan
komunikasi di antara pemimpin dan pengikut
Kepemimpinan dan kepengikutan adalah
cara komplenter untuk meninjau suatu transaksi tunggal : kita tidak dapat
membayangkan pemimpin tanpa pengikut, begitu pula pengikut tanpa pemimpin.
Robert Salisbury ada tiga keuntungan utama yang diperoleh pengikut dari
transaksi kepemimpinan-kepengikutan : 1. Keuntungan material, yang terdiri atas
ganjaran berupa barang dan jasa, 2. Keuntungan solidaritas, mencakup ganjaran
sosial atau hanya bergabung dengan orang lain dalam kegiatan bersama, 3.
Keuntungan ekspresif, keuntungan ketika tindakan yang bersangkutan
mengungkapkan kepentingan atau nilai seseorang atau kelompok, bukan secara
intrumental mengejar kepentingan atau nilai.
Citra
rakyat tentang komunikator politik dan pemimpin politik
Kebanyakan politikus mendapatkan
kesulitan besar untuk bisa dikenal, bahkan untuk mencapai citra. Citra tentang
komunikator professional petunjuk dalam hal ini relative sedikit. Apa yang ada
terutama mengenai jurnalis, bukan promotor, dan di dalamnya yang ditonjolkan
adalah bentuk media, bukan perseorangan. Survei menunjukan bahwa media yang
paling sering digunakan untuk berita politik adalah televisi, Koran, radio, dan
majalah. Citra publik tentang media yang paling banyak digunakan dan
dipercaya,yakni televisi dan pers, tidak sejelas merosotnya seperti esekutif,
kongres, dan pengadilan.
Secara keseluruhan, orang-orang yang
memegang pimpinan tidak mewakili keanekaragaman sosial yang menandai populasi
umum. Politikus yang tidak mempunyai jabatan dalam pemerintahan juga berbeda
dari kebanyakan warga Negara. Karakteristik sosial pata komunikator profesional
hampir tidak lebih mewakili populasi umum ketimbang para politikus.
Karakteristik sosial pemimpin politik berbeda dari populasi umum : 1. Tingkat
keterlibatan politik, 2. Kepercayaan politik, 3. Nilai, 4. Pengharapan serta
pengaruhnya terhadap pembuatan kebijakan.
Kenneth Prewitt menyamakan proses
pemilihan pemimpin politik dengan teka-teki kotak cina. Teka-teki itu terdiri
atas beberapa kotak dengan berbagai ukuran. Dalam hal kepemimpinan, kotak yang
terbesar berisi semua orang dalam populasi, yang terkecil pemimpin-pemimpin
yang memerintah. Sebagai alat untuk memilih yang sedikit, yaitu yang memeintah,
diantara yang banyak, kepemimpinan benar-benar selektif. Pemilihan berlangsung
dalam banyak tahap. Tahap pertama memilih yang memenuhi syarat diantara
populasi umum, yaitu semua orang yang disahkan oleh hukum untuk ambil bagian
dalam politik dan untuk memegang jabatan. Tahapan kedua, untuk memilih yang
mampu atau orang-orang yang memiliki sumber daya yang diperlukan terutama
sumber daya sosial dan ekonomi, untuk melibatkan diri dan politik. Tahap
ketiga, menyangkut pemasukan sebagian dari jumlah yang mampu ke dalam politik,
yakni pemilihan partisipan politik.
Ketakpastian
dalam peran komunikator politik kontemporer
Sifat komunikator politik sebagai
pemimpin politik: 1. Sebagai pemimpin tugas dan emosi, 2. Sebagai pemimpin
organisasi dan simbolik, 3. Ikatan yang menyatukan mereka dengan pengikut, 4.
Citra, 5. Karakteristik sosial, 6. Pemilihan. Tiga bidang ketakpastian dalam
kegiatan komunikator politik : 1. Masalah profesionalisme, 2. Karakteristik
para komunikator, 3. Peran dan motif komunikator
Dalam politik banyak pembicaraan,
begitu banyak sehingga seolah-olah pembicaraan adalah politik. Pengadilan pun
adalah gelanggang pembicaraan. Melimpahnya wacana politik bukanlah satu-satunya penyebab politik dikira
sama dengan pembicaraan. Pembicaraan mencakup jauh lebih banyak daripada
kegiatan verbal lisan atau tertulis. Negosasi politik bertujuan mencapai
pengertian bersama di antara pihak-pihak tentang apa makna syarat-syarat
persetujuan yang diterima. Pembicaraan kekuasaan mempengaruhi orang lain dengan
ancaman atau janji. Politik adalah pembicaraan tentang kekuasaan, pengaruh,atau
autoritas. Ia juga merupakan pembicaraan tentang konflik. Melalui pembicaraan,
para komunikator politik menyeselaikan perselisihan-perselisihan mereka dengan
menyusun perbendaharaan kata tentang asumsi, makna, pengharapan dan komitmen
bersama. Tuntutan bahwa pembicara yang menpunyai kepentingan politik kita
kualifikasi dalam dua hal : 1. Meskipun pembicaraan politik itu penting dalam
kehidupan masyarakat, dalam percakapan sehari-hari relative sedikit yang mengenai
politik. 2. Dalam menekankan betapa pentingnya pembicaraan bagi politik, kita
tidak boleh mengabaikan bahwa politik itu penting bagi pembicaraan. Dengan
menganggap politik sebagai pembicaraan, kita kita beragumentasi bahwa segala
pembicaraan adalah pembicaraan politik, karena jelas bukan. Namun, pembicaraan
politik adalah pembicaraan untuk memelihara dan membantu pembicaraan mengenai
masalah ini. Secara khan ia adalah pembicaraan yang melibatkan kekuasaan,
pengaruh, autoritas, dan konflik, percakapan dengan perbendaharaan kata yang
terus-menerus berkembang dan yang kita ingin menelaahnya secara lebih rinci.
Jenis lambang signifikan dalam
politik telah berkembang. Ada yang menyangkut pembicaran autoritas, mereka
melambangkan saling pengertian yang patut diagungkan dan dipatuhi orang apa
yang diwakili mereka : konstitusi, hukum, traktat, dan sebagainya.Yang lain
melambangkan pembicaraan kekuasaan. Sebagian besar dari lambang signifikan
adalah pembicaraan pengaruh : mimbar parta, slogan, pidato, editorial, dan
sebagainya. Lambang referensial menunjukkan kategori-kategori khusus atau umum
dari objek-objek, apakah itu objek-objek fisik, sosial, atau abstrak. Dengan
demikian maka kegiatan simbolik terdiri atas orang-orang yang menyusun makna
dan tanggapan bersama terhadap perwujudan lambang-lambang referensial dan
kodensasi dalam bentuk kata-kata, gambar, dan perilaku.
Lambang adalah kata-kata dari
pembicaraan politik, maka bahasa adalah permainan kata dari wacana itu. Sarjana
linguistic lebih menyukai definisi teknis bahasa daripada hanya mengacu
kepadanya sebagai permainan kata. Fungsi-fungsi utama bahasa : 1. Penghindaran
kegiatan yang lebih buruk, 2. Norma persesuaian. 3. Estetika, 4. Peraturan
pertemuan, 5. Performatif, 6. Peraturan diri, 7. Peraturan orang lain, 8.
Ungkapan emosi, 9. Ungkapan identitas sosial, 10. Ciri hubungan peran, 11.
Pengacuan kepada dunia nonlinguistik, 12. Pengajaran, 13. Penyelidikan. Bahasa
verbal adalah diskurtif, yaitu lambang-lambang yang menyusunnya membantu kita
berpikir cermat, membuat pernyataan harfiah, dan merekam informasi.
Semiotika membahas keragaman bahasa
dari tiga perspektif: semantika, yakni studi tentang makna; sintaktika, yang
berurusan dengan kaidah dan struktur yang menghubungkan tanda-tanda satu sama
lain; dan pragmatika, yakni analisis penggunaan dan akibat permainan kata.
Semantika adalah studi tentang makna yang dimiliki objek bagi orang yang
berpikir dan menanggapi, dan bukan pencarian definisi kata yang intrinsik dan
universal atau hakikat objek yang bernama demikian. Pembicaraan politik itu
merundingkan kepercayaan, nilai, dan pengharapan bersama dalam situasi-situasi
konflik simantik, seperti setiap pembicaraan, ia pun dapat menimbulkan
kesimpangsiuran semantic. Tipe kesimpangsiuran simentik dalam politik sama
dengan dalam setiap jenis wacana : 1. Masalah yang ditimbulkan oleh kekeliruan
verba transitif, 2. Menggunakan kata atau lambang linguistik yang lain
seakan-akan ia adalah objek yang diwakilinya. Kesimpangsiuran semantik yang
lain lagi, yang disebutnya reaksi identifikasi. Bila orang menanggapi lambang
dengan cara yang tetap, ia mempersamakan semua objek yang sangat berbeda, hanya
karena memiliki nama tertentu yang identik.
Suatu sintaksis wacana politik harus
memiliki dua aturan dasar jika pembicaraan politik benar-benar pembicaraan yang
menjamin pembicaraan. Yang pertama Miller dan McNeill disebut “aturan
imperative kategoris dari setiap permainan yakni bahwa Anda boleh melakukan
gerakan apapun yang Anda akan memperbolehkan pemain lain melakukannya dalam
keadaan yang serupa”. Kedua, harus ada pengertian bahwa semua aturan sintaksis
politik yang lain tunduk kepada yang pertama dank arena itu selalu dapat
didebat, terbuka terhadap renegosiasi dan revisi.
Pembicaraan politik adalah suatu
wacana dinamik dari kekuasaan, pengaruh, dan kewenangan yang mendamaikan
pertikaian melalui kegiatan simbolik. Akan tetapi, makna istilah-istilah
politik sendiri adalah pokok pertikaian. Pembicaraan politik menyelesaikan
konflik sosial dengan negosiasikan definisi makna kata-kata yang dipeselisihkan
dan aturan permainan kata (sintaktika). Kelompok-kelompok pemerintah dan swasta
membuat struktur dan swasta membuat struktur dan membatasi pembicaraan politik
demi kebaikan kepentingan-kepentingan khusus. Dua cara pokok : 1. Jaminan, para
pemimpin politik menggunakan simbol-simbol untuk memberikan jaminan kepada
rakyat bahwa masalah sedang diatasi, walaupun sebetulnya relative kecil yang
telah dicapai oleh kebijakan yang berlaku. 2. Penggerak, bentuk bahasa,
kebijakan, lembaga, dan tindakan para pemimpin politik melaksanakan fungsi
kedua, yaitu melayani kepentingan pemerintah dan swasta dengan selubung jaminan
publik. Mitos dan rutual adalah dua bentuk bahasa yang sangat penting dalam
menggerakkan publik.
Stokely Carmichael beropini bahwa
menguasai rakyat adalah hal mereka yang mampu menetapkan makna segala sesuatu.
Meskipun kelompok-kelompok politik berbicara untuk memperoleh ganjaran
material, banyak kepentingan yang kurang berminat untuk memperoleh kepentingan
material tertentu dibandingkan dengan minat mereka untuk memperoleh status yang
berkuasa di dalam tatanan sosial. Mereka menggunakan lambang politik tidak
hanya untuk membagikan barang-barang material, tetapi juga untuk membagikan
autoritas. Eufemisme, puffery, metafora, mitos, dan ritual menetapkan
penempatan yang inferior dalam kehidupan dan menyakinkan para kawula sosial
bahwa mereka mendapat keuntungan dari status mereka sebagai bawahan meskipun
uraian yang faktual tentang kondisinya menunjukkan hal yang berlawanan.
Labeling adalah salah satu bentuk seperti itu. Ia mirip eufemisme, tetapi ada
perbedaan yang menonjol. Asosiasi adalah turunan bahasa yang lain yang kaya
akan kemungkinan untuk menetapkan hubungan atasan-bawahan. Kata asosiasi
merupakan penyamaan sebuah kata yang menunjukan sifat-sifat negatif dan positif
dengan orang, kelas, atau perangkat tindakan.
Para komunikator politik yang mengejar materi
pribadi yang melayani diri sendiri dan mengejar keuntungan status menggunakan
symbol-simbol untuk membuat rakyat bertindak dengan cara tertentu. Lambang
politik adalah alat untuk tujuan material dan sosial; lambang itu sendiri bukan
tujuan. Pembicaraan yang ekspresif adalah wacana yang menyingkapkan identitas
politik. Garis pemisah di antara pembicaraan politik tentang perolehan material
atau sosial dan wacana politik ekspresif ialah bila orang menerima kepuasan
simbolik murni dari pembicaraan yakni mereka memperoleh lebih banyak kepuasan
dari merenungkan dan mengungkapkan lamang politik ketimbang dari berbuat sesuai
dengan apa yang diwakili lambang itu.
Pembicaraan politik dapat dan memang
digunakan untuk member informasi, untuk menyingkapkan siapa yang mencari
keuntungan dari pembagian material, menantang aturotias dan statusquo, dan
merangsang partisipasi rakyat melebihi perilaku ekspresif. Mueller membicarakan
tiga tipe penyimpangan (distrosi) : 1. Komunikasi terarah, 2. Komunikasi
tertahan, 3. Komunikasi politik itu terkekang.
Pembicaraan
politik dan citra politik
Politik adalah kegiatan simbolik
yang menyentuh sejumlah besar orang karena orang-orang menemukan makna dalam
penggunaan lambang, pembuatan lambang, dan penyalahgunaan lambang pada
komunikator politik. Melalui politik pemerintah menetapkan dan mendekritkan
sebagian dari moral publik. Akan tetapi bentuk-bentuk masyarakat politiknya
yang khas (lembaga eksekutif, ligislatif, atau yudikatifnya, partisan dan
organisasi kepentingan, peraturan umum dan prosedur) tidak diberikan didalam
alam. Akan tetapi, itu semua adalah temuan, alat, atau penolong yang membentuk
kita untuk memperoleh penyesuaian dari perbedaan-perbedaan sosial kita.
George Gordon, yang telah lama
meneliti proses ini, menulis bahwa tindakan pertama manusia dalam persuasi
tertulis dalam kejadian. Selama berabad-abad persuasi merasuki sejarah kegiatan
dan prestasi manusia meskipun dengan nama yang bermacam-macam. Definisi
persuasi “ mengubah sikap dan perilaku orang yang menggunakan kata-kata lisan
dan tertulis,” menanamkan opini baru, dan usaha yang disadari untuk mengubah
sikap, kepercayaan, atau perilaku orang melalui transmisi pesan. Tidak ada
satupun karakteristik yang memisahkan persuasi dari cara wacana yang lain.
Namun jika digabungkan semuanya memberikan pemahaman tentang sifat proses : 1.
Persuasi biasanya melibatkan tujuan, suatu usaha komunikator untuk mencapai
tujuan melalui pembicaraan. Persuasi adalah komunikasi yang bertujuan atau
berkepentingan. 2. Persuasi itu dialektis. Dalam kedua cara ini terjadi
pertukaran lambang diantara (para) komunikator dan khalayak, melibatkan seluruh
peserta dalam pengubahan kembali citra secara kolektif melalui proses gabungan
yang menyuarakan dan mendengarkan imbauan. Maka persuasi adalah suatu proses timbal balik yang di dalamnya
komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsive pada
orang lain..
Tiga cara utama berpikir tentang
persuasi : propaganda, periklanan, retorik. Semuanya bertujuan (purposive),
disengaja (intensional), dan melibatkan pengaruh. Masyarakat masa depan ini
merupakan masyarakat propaganda total yaitu : 1. Komunikasi satu-kepada-banyak,
2. Beroperasi terhadap orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
anggota kelompok, 3. Sebagai mekanisme kontrol sosial dengan menggunakan
persuasi untuk mencapai ketertiban. Jacques Ellul, seorang sosiolog, dan
filosof prancis, merangkum propaganda sebagai komunikasi yang “ digunakan oleh
suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau
pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu,
dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di
dalam suatu organisasi.
Propagandis adalah seseorang atau
sekelompok kecil yang menjangkau khalayak kolektif yang lebih besar. Banyak
contoh tentang sifat satu-kepada-banyak dari propaganda politik. Para pembicara
keliling pada masa lampau berpidato di depan kumpulan para partisan mereka.
Melalui manipulasi lambang, propagandis mencapai individu-individu sebagai
anggota-anggota kelompok. Propagandis adalah seorang teknikus kontrol sosial,
alasan bahwa tatanan sosial dihasilkan oleh orang-orang yang secara sinambung
belajar dan memperkuat kesetiaan politik, kepercayaan religious, pandangan
sosial, kebiasaan, kaidah-kaidah, dan suatu cara hidup yang mendasar yang sama
pada orang-orang tersebut.
Tipe propaganda menurut Jacques Ellul, memmbedaka propaganda
vertical dan propaganda horizontal. Yang pertama adalah satu-kepada-banyak dan
terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya. Propaganda horizontal
bekerja lebih di antara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada
kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi
organisasi ketimbnag melalui komunikasi massa.
Pengaruh komunikator terhadap
keberhasilan usaha persuasif : 1. Status komunikator, 2. Kredibilitas
komunikator, 3. Daya tarik komunikator. Dua prinsip umum : 1. Propagandis itu
menekankan sifat-sifat komunikator dalam merumuskan kampanye, 2. Hubungan yang
dilukiskan tidak selamanya konsisten. Berbagai pesan propagandis berhubungan
dengan keefektifannya : 1. Isi pesan, 2. Struktur pesan. Memikirkan kampanye
dengan media penuh, ada tiga pertimbangan yang paling penting : 1. Media apa
yang digunakan orang? 2. Media apa yang dipercaya orang? 3. Media mana untuk apa?
Publik menurut Blumer, mengacu
kepada sekelompok orang yang : a). Berhadapan dengan suatu masalah, b). Dibagi
menurut bagaimana mereka menghadapai masalah, c). Mengemukakan
perbedaan-perbedaannya melalui diskusi. Periklanan bekerja dengan cara yang
berbeda : 1. Sasarannya bukan individu di dalam suatu kelompok, melainkan
individu yang independen, merdeka, terpisah dari kelompoknya, 2. Tujuan membuat
sasaran itu bukan untuk mengidentifikasi individu dengan kelompok, melainkan
untuk menarik perhatian orang daripadanya, agar orang itu bertindak dan memilih
tersendiri dari yang lain.
Tipe-tipe periklanan : 1. Periklanan
komersial, yang bagi kita tidak memiliki kepentingan langsung meliputi
periklanan konsumen dan periklanan perusahaan, 2. Periklanan nonkomersial dilakukan oleh kelompok-kelompok amal,
epemrintah, kelompok politik, dan para kandidat politik. 3. Periklanan
institusional berusaha mempromosikan reputasi sebuah industry, badan usaha,
bisnis, bisnis, atau kegiatan komersial
lainnya. Pertanyaan yang harus dijawab oleh pengiklanan politik dalam
merumuskan kampanye : 1. Apa yang memotivasi khalayak? 2. Apa karakteristik
kepribadian dan sosial khalayak?
Tiga jenis pesan mempengaruhi
individu: 1. Dengan menggunakan pesan-pesan direktif, para komunikator berusaha
mengubah kepercayaan, nilai, pengharapan, dan perilaku orang, 2. Pesan-pesan
yang memelihara mempertahankan padangan orang, pesan tidak mengubah atau
mengalihkan, tetapi memperkuat, 3. Pesan-pesan restoratif mengimbau rasa
individualitas orang, mengarahkan perhatian, dan mengikatkan orang tidak hanya
kepada satu gagasan, tetapi kepada seperangkat kemungkinan, serangkaian pilihan
yang dapat dipilih dengan bebas dan spontan.
Retorika adalah komunikasi dua raha,
satu-kepada-satu, dalam arti bahwa satu atau lebih orang masing-masing berusaha
dengan sadar untuk mempengaruhi pandangan satu sama lain melalui yindakan
timbale balik satu sama lain. Tipe retorika ada tiga cara pokok : 1.
Deliberatif, mempengaruhi orang dalam masalah kebijakan pemerintah, 2. Forensik
adalah yuridis berfokus pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak
bersalah, 3. Demonstratif adalah epideiktik, wacana yang memuji dan
menjatuhkan. Gaya retoris untuk mengungkapkan imabauan-imbauan khusus : 1.
Ekshortif, 2. Legal, 3. Birokratis, 4. Tawar-menawar, 5. Tertutup/terbuka.
Saluran komunikasi adalah alat serta
sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Kenneth Burke, saluran adalah ciptaan makhluk pemakai lambang untuk
melancarkan saling tukar pesan. Saluran komunikasi itu lebih daripada sekadar
titik sambung, tetapi terdiri atas pengertian bersama tentang siapa dapat
berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana, sejauh mana
dapatnya dipercaya.
Ada dua bentuk saluran komunikasi
massa : 1. Komunikasi tatap muka, 2. Terjadi jika ada perantara ditempatkan
diantara komunikator dan khalayak. Saluran komunikasi interpersonal merupakan
bentukan dari hubungan satu-kepada-satu. Saluran ini pun bisa berbentuk tatap
muka maupun berperantara.
Komunikasi
organisasi menggabungkan penyampaian satu-kepada-satu dan satu-kepada-banyak.
Dalam pengembangan teori tentang dampak sosial komunikasi massa, Innis berfokus
pada dua saluran komunikasi utama, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi
tertulis. Budaya lisan diatur oleh tradisi, budaya tertulis menunjukan
penyebaran pesan yang lebih jauh lebih cepat dan lebih luas.
Rencana kampanye mencakup empat segi
untuk melaksanakan maksud idea yang melandasinya : 1. Ada formasi awal dari
organisasi kampanye, 2. Melakukan riset untuk mendapat informasi yang
diperlukan mengenai masalah yang dikemukakan, pemilih, dan oposisi, dan
bagaimana menyampaikan pesan kandidat. Kampanye pada tingkat interpersonal
melibatkan baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi berperantara. Hubungan
tatap muka terdiri atas tiga jenis ; 1. Penampilan pribadi yang dilakukan oleh
kandidat dalam setting yang relative informal, 2. Kampanye melalui kebaikan
kantor pemuka pendapat, 3. Orang-orang yang sukarela melakukan anjangsono
selama kampanye, mereka mengunjungi setiap rumah di setiap seksi untuk
kepentingan kandidat.
Berita ialah beralih dari apa yang
dikatakan dan dilakukan oleh wartawan dan melukiskan berita seperti yang
didiktekan oleh organisasi berita melibatkan dua pertimbangan : 1. Bahwa berita
ialah apa yang dimungkinkan oleh ekonomi bisnis berita dan posisi bersaing
organisasi berita di dalamnya. Jadi, berita ialah apa yang membuat surat kabar
dibeli orang, yang menaikan penilaian khalayak terhadap siaran berita, dan
menghasilkan pendapatan periklanan. 2. Pertimbangan kedua yang bersangkutan
dengan masalah teknologi.
Berita mencakup simbolisasi : 1.
Kejadian sebagai peristiwa, 2. Peristiwa sebagai bernilai berita melalui berita
melalui berita dan kisah berita. 3.
Peristiwa yang bernilai berita melalui berita dan kisah berita. Kejadian
adalah segala sesuatu yang berlangsung di dunia, baik kita mengetahuinya maupun
tidak. Molotch dan Lester mengklasifikasikan kisah berita ke dalam empat tipe :
1. Cerita rutin sebagai peristiwa yang menjadi berita terutama karena orang
yang terlibat dalam kejadian itu mengangkatnya menjadi berita, 2. Kecelakaan, yaitu
laporan tentang kejadian yang tak disengaja, 3. Skandal, yaitu kejadian yang
melibatkan tujuan, tetapi laporannya tidak diangkat menjadi peristiwa karena
mereka yang terlibat, 4. Peristiwa yang ditemukan tanpa sengaja, yaitu yang
muncul dari kejadian yang tidak direncanakan.
Ada strategi yang menyesuaikan gaya
dan meritualkan pembuatan berita menurut pedoman oraganisasi tentang
objektivitas : 1. Penyajian kemungkinan yang bertentangan, 2. Penyajian bukti
yang mendukung, 3. Kebijaksanaan penggunaan tanda kutip, 4. Penyusunan berita
dengan urutan yang tepat, 5. Pelabelan analisis berita.
Pengumpulan
berita dan sumber berita mencakup: 1. Pejabat yang dipilih dan ditunjuk dalam
posisi pembuat kebijakan, 2. Pejabat yang khusus ditunjuk untuk menangani pers,
baik yang ditunjuk dari partai politik maupun pegawai sipil karir. Tiga peran
poko peran jurnalis: 1. Perekam (recorder) memainkan peran pengamat yang tidak
memihak dan saluran informasi yang netral, 2. Eksperimenter mencoba berbagai
pendekatan bagi keahliannya, 3. Penentu (prescriber) menganggap bahwa
menentukan pendapat, mengkritik, dan mendukung arah tindakan itu sah.
Hubungan pemerintah dengan pers,
Fred Siebert dan rekannya melukiskan empat teori utama tentang hubungan antara
pemerintah dengan pers: 1. Teori autoriter, bahwa kekuasaan pemerintah harus
dipusatkan pada satu orang atau elit. 2. Teori libertarian yang berargumentasi
bahwa pers harus berjalan dengan cara laissez faire, tidak terkekang, untuk
menciptakan pluralisme titik pandang yang memberikan pengujian independen
terhadap pemerintah dan semua opini secara bebas dan terbuka. 3. Teori komunis
yang melihat pers sebagai alat menyampaikan kebijakan sosial untuk kepentingan
ideology dan tujuan yang diwakili oleh partai komunis. 4. Teori pertanggung
jawaban sosial yang menerima prinsip pers bebas, tetapi pers yang melaksanakan
pelayanan masyarakat melalui kritik sosial dan pendidikan masyarakat yang
bertanggung jawab, dengan anggapan bahwa jaminan atas pers bebas adalah jaminan
kepada warga negara nasion, bukan yang pada dasarnya merupakan perlindungan
atas hak bagi pemilikan bagi pemilikan pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar