Selamat Membaca

Keindahan selalu ada jika kita mau memperhatikan

Rabu, 30 Mei 2012

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI


Nama : Rica Yolanda
NIM : 1209406052
Jurusan : Ilmu Komunikasi Prodi Hubungan Masyarakat
Semester/Kelas : VI/Humas B
UIN Sunan Gunung Djati Bandung


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam sejarahnya umat manusia senantiasa memperbaiki taraf kehidupannya, diantara peradabannya itu kita mengenal dengan terminologi “teknologi”, yang dimana teknologi itu hadir sebagai upaya manusia mencari-cari cara/teknis tertentu yang dapat semakin mempermudah kehidupannya. Pada akhir abad ke-18 dan awal dari abad ke-19, ditandai dengan munculnya revolusi industri dimana perubahan secara besar-besaran baik dari segi teknologi, sosioekonomi maupun budaya telah menghantarkan babak baru bagi peradaban manusia ke jaman serba mesin, automatisasi dan bahkan kini komputerisasi.
Hubungannya dengan teknologi dimana alih-alih diperuntukan untuk memudahkan dan mensejahterakan kehidupan umat manusia, namun dalam kenyataannya tidak terbantahkan lagi justru dengan kemajuan teknologi ini manusia semakin menjadi keji, kejam dan tak kenal kasihan dalam melakukan peperangan. Teknologi seperti hanya semata-mata sebagai pelayan pemenuhan hawa nafsu, kebodohan dan keserakahan belaka, teknologi pulalah yang memberikan manusia kemampuan untuk memusnahkan bangsa spesiesnya sendiri secara massal. Selain peperangan, dampak negatif dari keberadaan teknologi tidak berhenti disitu, kita dapat melihat bahwa tindak terorisme, tindak kriminial, tindak asusila, kebohongan, perjudian, dan masih banyak lagi tindak penyimpangan sosial yang merupakan penyakit masyarakat sepanjang jaman yang cukup diuntungkan dalam pertumbuhannya dengan keberadaan kemajuan teknologi ini, bahkan alam pun tidak terelakan menjadi korban eksploitasi besar-besaran oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab hingga menyebabkan kerusakan sehingga tidak perlu diragukan lagi, kembali yang menjadi penerima dampak itu ialah umat manusia sendiri. Benarkah peradaban manusia itu semakin membaik? Seperti itu kah tujuan diciptakannya teknologi



BAB II
PEMBAHASAN
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi sejak dulu telah ada dan manusia sudah menggunakan teknologi dan pada hakekatnya prilaku manusia adalah untuk berkomunikasi seperti yang di kemukakan Colin Cherry (1957) komunikasi adalah suatu proses dimana fihak-fihak peserta saling mengunakan komunikasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua fihak yang bersangkutan, dan teknologi adalah produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja atau Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan Seseorang. Bisa di sebut bahawa teknologi berupa sarana manusia dalam berkomunikasi secara sosial. Manusia menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya dan ingin menjalin hubungan dengan masyarakat sosial lainnya.
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah alat-alat yang dibuat atau dirancang oleh manusia yang bertujuan untuk memudahkan kegiatan-kegiatan manusia. Sementara, pengertian dari komunuikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin  Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).
            Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang dsampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
            Steven, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organism memberi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli.
            Definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa :
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesame manusia (2) melakukan pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. (Book, 1980).
            Everett M, Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
            Roger dan D. Lewrence Kincaid (1981), Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi  dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
            Shannon dan Weaver (1949), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya. Sengaja atau tidak sengaja.
Pengertian Teknologi Komunikasi
Kata Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986. Kata Teknologi tidak hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari. Technology is a design for instrumental action that reduces the uncertainly in the course-effect relationships invalved in achieving a desired outcome.
Sebuah teknologi biasanya terdiri dari aspek Hardware (perangkat keras) dan Software (Perangkat Lunak). Salah satu jenis teknologi adalah Teknologi Komunikasi.
Teknologi Komunikasi adalah peralatan perangkat keras; struktur-struktur organisasional dan nilai-nilai sosial yang dikoleksi, diproses dan menjadi pertukaran informasi individu-individu dengan individu-individu lainnya.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Kronologis Singkat Perkembangan Teknologi Komunikasi, Everett M Rogers menyebutkan bahwa  perkembangan teknologi komunikasi melalui empat era, yaitu :
a.       Era komunikasi tulisan (4000 SM – hingga kini)
b.      Era komunikasi cetak (1456 – hingga kini )
c.       Era telekomunikasi (1844 – hingga kini)
d.      Era komunikasi interaktif (1946 – hingga kini )
Namun bila merujuk pada perkembangan teknologi secara  keseluruhan maka perkembangan teknologi komunikasi dapat disusun dalam garis besar sejarah perkembangan teknologi komunikasi yang tersusun secara periodik melalui empat tahap seperti  di paparkan dibawah ini :
1.      Jaman pra-sejarah
2.      Jaman transisi
3.      Jaman revolusi industri dan pasca revolusi industry
4.      Jaman modern
Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Usaha-usaha untuk manusia berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk kehidupan mereka di masa lalu. Pendirian tempat-tempat pemukiman di daerah aliran sungai dan tepi pantai, diplih untuk memudahkan mereka dapat berkomunikasi dengan dunia luar menggunakan perahu, rakit, dan sampan. Pemukul gong di Romawi dan pembakar api yang mengepulkan asap di Cina adalah simbol-simbol komunikasi yang dilakukan oleh para serdadu di medan perang.
Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan lebih banyak gerak-gerik, sikap tubuh dan mimik, tetapi perumusan pesan itu sendiri lebih dimungkinkan oleh adanya bahasa dan lambang-lambang yang dapat dipahami bersama. Kemampuan untuk menggambar atau menuliskan lambang-lambang yang memiliki arti adalah sutau keunikan dari spesies manusia, dan ini menjadi salah satu perbedaan paling signifikan antara manusia dengan mahluk yang lain di bumi ini. Manusia sudah mulai menggambar dan melukis lambang-lambang di batu sejak tahun 35.000 SM, dan ilustrasi-ilustrasi serupa ini menjadi sebuah bagian penting dalam kehidupan manusia selama berabad-abad
Perkembangan teknologi komunikasi jaman Pra-sejarah
a.       Tahap Memori Aiding Stage : ( > 20.000 SM)
Pada tahap ini manusia masih berada dalam tatanan jaman primitif. Mereka masih tinggal di gua-gua dengan mengandalkan hidup sepenuhnya pada alam. Mereka belum mengenal sistem hidup bermasyarakat, belum mengenal cara bertani. Komunikasi diantara mereka sebatas hanya pada anggota kelompok mereka. Jadi boleh dikatakan komunikasi hanya diarahkan pada inter kelompok dan belum antar kelompok. Di dalam oleh komunikasinya mereka hanya sebatas  menggunakan alat bantu yang ada pada tubuhnya, yang diwujudkan dalam bentuk bahasa isyarat atau sering juga disebut dengan  Body language. Mereka belum mengenal bahasa verbal, apalagi alat bantu lain dalam proses komunikasinya.
b.      Tahap Pictorial Era Periode
Pada tahap ini selangkah peradaban dan  kebudayaan mereka tambah maju. Komunikasi tidak saja sebatas anggota dalam kelompoknya, akan tetapi juga telah meluas sampai pada kelompok yang lain. Jadi tidak lagi inter kelompok, tetapi sudah antar kelompok. Walaupun sederhana mereka sudah mengenal sistem hidup bermasyarakat, bercocok tanam dan juga masih berburu binatang. Diperkirakan oleh para ahli, pada tahap ini mereka juga sudah mengenal bahasa verbal atau bahasa ucap (walaupun juga masih serhana). Salah satu kemajuan lainnya yang dicapai peradaban masyarakat pada masa ini ialah dengan diciptakannya lambang-lambang visual sebagai alat bantu mereka didalam proses komunikasinya. Alat bantu visual tadi berupa gambar-gambar binatang yang peninggalannya banyak diketemukan di dinding-dinding gua misalnya : gua Lascaux (Dordogne, Perancis), gua Altamira, Arana (Spanyol), gua Addayra (Sissilia, Itali) dan lain sebagainya. Lukisan-lukisan tadi menurut analisa ahli arkeologi berasal dari jaman Palaeolitichum (20.000-10.000 SM).  Adanya lukisan-lukisan tadi maka diperkirakan sejak saat itu manusia telah mulai dapatmemformulasikan pesan-pesan dengan menggunakan media bantu simbol Visual dengan kategori yang sederhana. Gambar atau lukisan tadi disebut dengan Pictogram.

c.       Tahap Ideographic Stage
Peradaban komunikasi khususnya dan manusia pada umumnya mulai selangkah lagi lebih maju. Pada phase ini manusia didalam  sistem kemasyarakatannya mulai teratur, mengenal sistem bangunan, sistem pengairan pertanian dan juga sistem sistem komunikasi yang baik. Kalau pada tahap sebelumnya symbol visual digambarkan dalam bentuk binatang, pada tahap ini mereka  telah dapat memformulasikan huruf-huruf sebagai lambang visualnya. Huruf-huruf  sebagai lambang komunikasinya disebut dengan Huruf Ideogram, yakni satu bentuk huruf yang didalamnya mencakup pengertian : Ide atau bisa disebut satu huruf bukan merupakan makna satu bunyi akan tetapi satu pengertian atau konsep. Contoh dari Ideogram ini adalah huruf Hyreogliph, yakni bentuk huruf dari mesir kuno yang dapat dikuak rahasianya (diterjemahkan / dibaca) oleh Champollion (ahli sejarah Prancis yang dibawa oleh ekspedisi Napoleon 1822). Sedangkan model huruf ideogram yang ada sampai saat ini adalah  huruf Cina ). Pelu ditambahkan lagi juga bahwasannya pada tahap ini manusia sudah tinggi peradaban dan kebudayaannya karena disamping hal-hal tersebut diatas manusia juga sudah menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi primer secara sempurna.
d.      Phonetic Stage
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya alat bantu yang dipakai manusia dalam berkomunikasi. Karena pada tahap inilah manusia dapat menyusun abjad huruf seperti apa yang kita kenal saat ini. Abjad yang  tersusun secara teratur saat ini berasal dari tulisan yang tidak  berabjad secara teratur yang diketemukan Situs dipulau Kreta, pusat kebudayaan Minea kuno. Seorang sarjana archeologi Inggris, Sir Arthur Evons, menemukan peninggalan tulisan  berbentuk baris dari tahun 1700-1550 SM. Tulisan tadi dibagi dalam bentuk A dan B. Dari bentuk Alpha dan Betha tadi maka seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan manusia muncullah apa yang kita kenal dengan istilah “Alphabet”. Yakni susunan symbol/tanda yang menggambarkan unsur-unsur suara pribadi seseorang manusia. Penggunaan abjad ini disempurnakan lagi pada masa Yunani mengalami kejayaan. Disamping diketemukan Alphabet, pada tahap ini manusia juga telah menemukan media sebagai cikal bakal media massa dalam proses komunikasi manusia. Media itu adalah bernama Acta Diurna, yang diperkenalkan oleh Yulius Caesar pada 100-44 SM.  Acta Diurna adalah berupa papan tempel yang didalamnya ditempelkan informasi-informasi aktual yang perlu diketahui oleh masyarakat. Acta Diurna ditempatkan di Forum Romanum (yakni Alun-alun kota Roma) dengan maksud agar informasi tadi dapat dibaca oleh seluruh penduduk Roma. Media Acta Diurna yang artinya catatan harian ini dianggap sebagai cikal bakal surat kabar modern. Hal ini disebutkan unsur-unsur yang ada pada Acta Diurna ini seperti unsur-unsur yang melekat pada surat kabar modern.
Perkembangan Tek. Kom Masa Transisi (1100 – 1750 )
Masa ini adalah masa antara runtuhnya kekeaisaran Romawi hingga ditemukannya mesin uap tahun 1750 (revolusi industri). Pada masa tersebut Eropa dikuasai bangsa Babar sehingga tidak ada catatan tentang perkembangan  teknologi komunikasi. Hanya saja di Cina ditemukan bahwa tahun 1190 telah ditemukan tulisan-tulisan dalam bentuk buku. Kaligrafi tujuh puisi yang ditulis dalam buku ( 1190) Setelah mengalami kemandegan akibat dijajah maka pada abad ke 14 muncul beberapa pabrik kertas di Eropa yang mengacu pada teknologi yang dimiliki bangsa  China. Munculnya pabrik kertas muncul pula surat kabar yang ditulis dengan tulisan tangan seperti Strange News di Ingris, Gazetta di Itali, Nova di Perancis. Pada tahun 1440 seorang bangsa Jerman bernama Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak yang  menjadi tonggak berlakunya komunikasi menggunakan simbol-simbol tercetak. Tahun 1452 Gutenberg telah menggunakan plat metal untuk sistem mesin cetaknya yang terdiri dari 42 baris.
Perkembangan Tek. Kom masa dan pasca revolusi industri (1750 – 1900 )
Pada masa ini toggak sejarah perkembangan teknologi komunikasi didahului dengan ditemukannya mesin uap oleh James watt. Pengunaannya pada tahun 1785 dalam industri menimbulkan massifikasi produksi yang memaksa pencarian  raw material secara ekspansi ke luar Eropa. Melalui ekspansi ke luar Eropa tersebut menimbulkan kesadaran akan teknologi yang mampu mengatasi jarak ruang dan waktu. Teknologi yang pertama masa ini adalah dengan ditemukannya Mesin telegraf oleh Morse pada tahun 1832.   
Perkembangan teknologi komunikasi jaman modern (1940 – sekarang )
Jaman modern merupakan jaman ketika  komunikasi sudah mulai menyatukan manusia  di berbagai belahan dunia tanpa terhalangi oleh jarak, ruang dan waktu. Era ini mulai muncul ketika tahun  1942 ditemukan komputer mainframe  pertama di Philadelphia Amerika Serikat yang disebut sebagai ENIAC ( electronic numerical integrator and calculator ). Lompatan yang menakjubkan pada jaman ini adalah ditemukannya media yang disebut sebagai “multi media” yaitu perpaduan tiga teknologi utama yaitu telepon, komputer dan televisi atau dalam istilah lain disebut sebagai pertemuan 2 C yaitu  computer and  communication. Penemuan  multi media ini membawa perubahan pada perilaku komunikasi yang dilakukan sehingga komunikan yang tadinya bersifat pasif menjadi bersifat aktif dengan dapat segera memberikan  feedback terhadap informasi yang diterimanya tersebut. Munculah kemudian istilah  interactive multi media yang menjadikan jaman modern ini sebagai masa komunikasi interaktif.
Teknologi Komunikasi Indonesia
Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun kelompok.Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. Bila kita mendengar kalimat tersebut yang terbayangkan di pikiran kita adalah kecanggihan teknologi, peradaban modern saat ini yang tidak bisa dipisahkan dari barang2 elektronik digital yang harga nya mahal, komputer canggih super mahal, super cepat, super lengkap, full access, semua nya dapat dilakukan hanya dengan duduk tenang dan menyibukkan tangan dan mata didepan layar monitor, lalu kita bisa langsung berkomunikasi dengan teman, dosen, orang tua, pacar, yang berbeda jarak 2km atau bahkan beribu - ribu kilo meter jarak nya dari kita.
Peradaban modern adalah peradaban yang tidak mengenal jarak lagi, kehidupan begitu mudah tanpa harus berpergian berjam - jam yang menghabiskan banyak waktu, tenaga, dana kita. Contoh internat, sejarah lahirnya internet adalah dalam usaha percobaan Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama SPUTNIK di tahun 1957 hingga puncak perkembangannya tahun 1990 merupakan tahun paling bersejarah ketikaTim Berners-Lee berhasil menciptakan program editor dan browser yang mampu menelusuri antara satu komputer ke komputer lainya dalam jaringan. program inilah yang dikenal sebagai World Wide Web (www)dan sudah banyak banget manfaatnya sampai sekarang menjadi alamat awal yang dipakai dalam setiap alamat situs. yang menjadi teknologi tercepat saat ini dalam berkomunikasi antar tempat, antar wilayah, bahkan antar negara sekalipun kita dapat bertatap muka langsung dalam berkomunikasi, bahkan dalam hubungan bisnis antar pemerintah negara dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus berpergian ke negara yang bersangkutan, canggihnya peradaban saat ini telah mengangkat alat komunikasi kita untuk terus berkembang mengikui perkembangan kebutuhan manusia.adanya internet benar - benar telah banyak membantu karena dari internet ini berbagai hal dapat kita temui dan kita cari, sesuai kebutuhan dan yang kita inginkan, mencari artikel untuk bahan mengerjakan tugas, bahan referensi skripsi, bahkan sampai cara memasak yang baik dan enak itu seperti apa. Pokoknya dari adanya internet banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil.
Di Indonesia, jumlah pengguna Internet menurut perkiraan sebesar 1 juta orang dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia. Angka tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan rasio pengguna di Amerika Serikat. Berdasarkan data yang didapat dari APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) dari 11.000 Sekolah Menengah Umum (SMU) di Indonesia, kurang dari 2% yang mempunyai sambungan ke Internet. Itu pun terkonsentrasi di wilayah Jabotabek dan kota-kota besar di Pulau Jawa.
Kondisi ini sangat memprihatinkan dan menjadikan Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya yang telah terbiasa memanfaatkan Internet untuk pendidikan di sekolah-sekolah. Di sisi lain, memasuki abad ke-21 ini, diperkirakan kebutuhan tenaga ahli di bidang teknologi informasi akan meledak dan berbagai urusan diperkirakan hampir semuanya akan berbasiskan Internet
SUDUT PANDANG ISLAM MENGENAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Peradaban Islam sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium dalam memandang teknologi.  Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan menganggap teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah.  Fakta itu terungkap berdasarkan pengamatan para sejarawan sains Barat di era modern terhadap sejarah sains di Abad Pertengahan.
Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agma yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.”
Di sinilah Islam sebagai agama paripurna yang mampu memberikan petunjuk bagi manusia. Ini semua tidak lepas dari karakter agama Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pandangan Islam Dalam Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang berdsarkan Al-Qur'an dan Sunnah tidak menafsirkan konsep-konsep komunikasi manusia yang berlandaskan pengalaman dan pengetahuan manusia. Menurut pandangan sekuler, komunikasi adalah kemampuan manusia yang diperoleh melalui perkembangan biologis di mana organ-organ utama manusia memainkan peran penting, namun pada saat yang sama para peneliti mengatakan, " Tidak seorang pun yang tahu bagaimana kemampuan berbicara makhluk inimmulia. Namun menurut pandangan Islam, manusia adalah makhluk paling mulia yang semua kemampuan yang diperolehnya menunjukan anugrah Allah. Selain dianugrahi kemampuan-kemampuan lainnya , manusia dianugrahi kemampuan untuk berbicara, memahami, membedakan, dan menjelaskan apapun yang ia persepsi, amati, dan alami. Al-Qur'an menggunakan istilah Bayyan untuk menunjukkan kualitas ini. " ( ali, 1996:227 ).
Dalam konteks ini, terdapat  pengakuan Allah sendiri yang memberikan panduan bagaimana manusia harus berkomunikasi, dan manusia wajib mengikuti prinsip-prinsip komunikasi tersebut. Dengan kata lain, sistem komunikasi Islam didasarkan atas ideologi atau ajaran Islam itu sendiri, yang sering disebut pandangan hidup dan jalan hidup ( Ad-din ). Misi Islam adlah untuk kebaikan bagi manusia, sebagai rahmat bagi semesta alam, agar manusia menjadi khalifah di bumi dengan tugas untuk mewujudkan sifat-sifat Allah ( Adil, pemaaf, pengasih, penyayang, dan sebagainya ), sebatas kemampuan mereka , juga untuk menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran. Dengan misi demikian , Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia , termasuk cara berkomunikasi yan gharus dilakukan manusia dengan sesamanya.
Allah lewat firman-Nya dan Nabi lewat sunnah-Nya mengajarkan bagaimana manusia harus berkomunikasi dengan orang tua, anak, tetangga, tamu, yatim piatu, janda, orang miskin dan lain sebagainya. Al-Qur'an mengajarkan sifat-sifat baik yang haurs dimiliki oleh peserta komunikasi, seperti kebajikan, ihsan, keadilan, kebenaran, makruf, dan takwa. ( Ali, 1996:230-232 ).
Secara sederhana, sistem komunikasi Islam didasri dua misi utama Islam. yakni untuk menegakkan tauhid ( Ke-esaan Tuhan ) dan amar ma'ruf nahi munkar ( Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. (Soemarno,Deddy mulyana, Darmawan Zainun, 2006 : 8.5-8.6 )

Pandangan Islam Terhadap Teknologi
Islam adalah Agama Rahmatallil'alamin yang artinya rahmat bagi semua alam. Manusia adalah makhluk ALLAH yang paling sempurna. Kita diberi Cipa, rasa, dan karsa. Kita diberi kemampuan untuk merasakan segala sesuatu yang makhluk lain tidak rasakan. ALLAH pun ketika memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Kalimat yang pertama adalah " BACALAH". Artinya apa?
Artinya adalah kita sebagai hamba ALLAH Hendaknya selalu membaca. membaca dalam hal ini tidak hanya membaca sesuatu yang bersifat tulisan. api juga sesuatu yang bersifat visual. Yang berupa gambaran kehidupan. Kita membaca bagaimana ALLAH menciptakan Gunung, dll. Betapa hebatnya sang pencipta ketika kita diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Dan betapa congkaknya kita ketika kita ditakdirkan untuk menjadi khalifah, kita dengan congkaknya menerima Tawaran ALLAH SWT.
Mengenai Pandangan islam tentang teknologi. Islam sangat mendukung sekali tentang Teknologi. Hanya saja Islam membatasi penggunaan teknologi sebagaimana mestinya agar bisa memberi manfaat bagi semua orang. Islam adalah agama yang mulia. Tidak ada agama yang lebih mulia dari islam.
Mengapa Islam memberi batasan dalam penggunaan Teknologi? Agar kita sebagai Umat Islam selalu tahu posisi kita ada dimana? Apakah posisi kita bermanfaat bagi orang lain atau tidak? Apakah posisi kita merugikan pihak lain atau tidak? semuanya sudah diatur oleh ISlam agar kita dalam bermuamalah tidak ada yang rugi dan merugikan. karena Islam adalah Rahmat Bagi semua Alam.
Teknologi Komunikasi Yang Aplikatif Dan Kontekstual Bagi Masyarakat Muslim Ditanah Air
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” QS Ar Rum : 41.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS Al A’raf : 56.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pencapaian manusia dalam peradabannnya akan kemajuan teknologi ini, namun lain halnya dalam upaya pemanfaatan manusia terhadap teknologi. Dalam sebuah buku karya Samuel Huntington (1997) The Clash of Civilizations  (Benturan Peradaban)”, menyatakan bahwa konflik yang terjadi antar peradaban melainkan benturan yang terjadi atarnilai. Sehubungan dengan hal itu, Fritjof Capra (1998) dalam bukunya The Turning Point: Science, Technology and The Raising Culture (Titik Balik Peradaban)”menyampaikan “Visi Realitas Baru yang antara lain berintikan pandangan hidup, sistem kehidupan, dan keutuhan hidup (Mulyana, 2004) yang bertitik tolak dari keutuhan hidup dan sistem kehidupan manusia, baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional berdasarkan nilai-nilai universal seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kebajikan, kearifan, kasih sayang, dan lain sebagainya. Lalu dimanakah peran agama selama ini, bukankah muatan nilai-nilai tersebut yang dibawa selama ini oleh agama? Atau benar agamalah yang justru menyeret umat manusia kedalam kehancuran seperti melalui peperangan? Tidak adakah nilai-nilai yang menjadi landasan kesadaran manusia dari agama dalam berperilaku yang layak bagi dirinya, sesamanya dan alam sekitarnya?.
Kita selaku umat Islam yang meyakini agamanya sebagai Rahmatan lil’alamiin yang memuat nilai-nilai universal tersebut perlu menegaskan bahwa Pertama, agama ini tidak menjadikan peperangan sebagai cara untuk hidup namun lain halnya jika dalam upaya bertahan hidup dari ancaman dan serangan luar. Kedua, dalam kaitannya dengan teknologi, selain kedudukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bukan saja diterima melainkan dianjurkan serta dalam hal pemanfaatannya Islam melalui syariatnya yang suci memandang penting hal tersebut. Ketiga, Islam memandang perkembangan IPTEK sebagai roda peradaban manusia tidaklah cukup menjadikan manusia itu sempurna dalam hidupnya jika tidak disertai dengan sikap takwa sebagai jaminan dari keselamatan hidup dirinya sendiri dengan sesamanya bahkan alam sekitarnya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” QS Al-Imran 190-191.
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” QS Shaad : 27.
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS Al-Mujadilah 11.
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” QS Faathir 27-28.
Dalam kaitan keberadaan dan kedudukan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi dengan Islam sebagai sistem nilai merupakan pembahasan para pakar dan ulama yang amat beragam dan kompleks serta terus berkembang sampai saat ini, namun penulis dalam kesempatan ini lebih tertarik untuk mengangkat tema tertentu di wilayah teknologi informasi dan komunikasi yang aplikatif dan kontekstual bagi masyarakat muslim ditanah air. Perkawinan antara teknologi transmisi mutakhir dengan komputer telah melahirkan sebuah era baru, yaitu era informasi yang tidak terkecuali bangsa Indonesia yang turut serta di dalamnya.
Collin Cherry mengungkapkan perkembangan teknologi komunikasi yang cepat dewasa ini dapat disebut dengan istilah explosion, yaitu Pertama, secara potensial teknologi komunikasi dapat menjangkau seluruh permukaan bumi hanya dalam tempo sekejap. Keduajumlah pesan dan arus lalu lintas informasi telah berlipat ganda secara geometrik. Kegitakompleksitas teknologinya sendiri semakin canggih(shopisticated) baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Berdasarkan dampak dari perkembangan teknologi tersebut, maka masyarakat muslim di Indonesia sekalipun tidak terkecuali masuk ke dalam era masyarakat informasi. Dengan arus informasi yang pesat dan besar secara kapasitas, dalam hal ini tentunya perlu memerhatikan pengendalian yang tepat sebagai upaya dari perlindungan terhadap informasi-informasi yang kurang baik tentunya.
Pentingya tentang sistem informasi ini dengan kaitannya terhadap masyarakat, Ziauddin Sardar menyatakan bahwa ilmu pengetahuan tentang masyarakat dipengaruhi oleh empat jenis sistem informasi yang membentuk sifat dan karakternya, yaitu :
1.      Weltanschauung (pandangan dunia) yang mengaitkan kosmologi dan etika baik itu berorientasi teistik (ketuhanan) maupun non-teistik
2.      Tentang pengetahuan masyarakat (nasionalisme)
3.      Lembaga-lembaga sosial
4.      Filsafat atau cara pandang pribadi.
Oleh karena itu pengendalian akan arus informasi dan komunikasi dalam sudut pandang Islam ialah dengan tetap memperhatikan tujuh konsep pokok yaitu keesaan, ilmu dan pengetahuan, hikmah/kebijakan, keadilan, konsesus/keumuman, musyarawah, kemashlahatan umum, dan persatuan.
Seperti yang dapat dipahami bersama bahwa komunikasi dalam kontak sosial masyarakat senantiasa membandingkan sejauh mana pesan yang disampaikan dengan pesan yang dapat diterima baik dari segi jumlah maupun daya serap informasi yang dapat dimengerti, dalam hal ini tinjauan yang dilakukan bukan hanya dari segi keefektifan semata melainkan juga tingkat efesiensinya. Komunikasi secara leksikal berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Secara bahasa komunikasi berarti bersama-sama (common, commoness: Inggris) berasal dari bahasa Latin yakni communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian  (dalam sesuatu), pertukaran. Sedangkan menurut Claude Shannon dan Warren Weaver (1949), dalam karyanya Mathematical Theory of Communication, melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi sebagai proses yang dimana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses.
Komunikasi yang dimaksud dalam Islam tentunya bukan hanya komunikasi secara horizontal kepada sesama namun juga komunikasi yang terjadi secara vertikal antara Pencipta yaitu Allah S.W.T dengan kita sebagai hamban-Nya. Para pemikir muslim telah mengembangkan teori-teori komunikasi yang menjadi komunikasi alternatif yang kemudian kita sebut sebagai Komunikasi Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan fitrah penciptaan manusia. Adapun komunikasi Islam menitikberatkan akan adanya unsur-unsur nilai ke-islam-an dari pada komunikator ke komunikannya yang sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist. Dalam konteks tersebut Madjid Tehranian, mengungkapkan bahwa dalam prepektif Islam komunikasi haruslah dikembangkan melalui Islamic World-View yang selanjutnya menjadi asas pembentukan teori komunikasi Islam seperti aspek bahwa kekuasaan mutlak hanyalah milik Allah, serta peranan institusi ulama dan masjid sebagai penyambung komunikasi dan aspek pengawasan syariah yang menjadi penunjang kehidupan muslim. Kualitas komunikasi yang dimaksud pun menyangkut nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebaikan, kejujuran, integritas, keadilan, ke-sahih-an pesan dan sumber yang ditegakkan atas sendi hubungan Islamic Tringular Relationship yaitu antara Allah, Manusia, dan Masyarakat. Adapun Methatheory yang dapat diketengahkan dari aspek epistemologi, ontologi, dan presfektifnya dapat dimulai dari pembenahan aspek nilai-nilainya yang berdasarkan tauhid, persatuan umat dengan adanya persamaan makna, serta orientasi kebahagiaan hidup akhirat sebagai tujuan akhirnya. Mengenai prinsip dan etika tata cara berkomunikasi, ada baiknya kita memperhatikan ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” QSAn-Nuur 19.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QS Al-Hujaraat 6.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” QS Al-Israa’ 36.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” QS An-Nahl 90 & 116.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf (segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah) dan mencegah dari yang munkar(segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya); merekalah orang-orang yang beruntung.” QSAli-‘Imran 104.
Pendidikan dituntut untuk memiliki wawasan pemikiran ke depan dan mampu membaca peluang dan tantangan global. Di samping itu, harus mampu memelihara perilaku etik pribumi yang harus dipertahankan sesuai dengan keanekaragaman dan keunikan yang dimiliki. Sastrapratedja (dalam K. Kaswardi, 1993: 3) menyatakan bahwa untuk menjadikan suatu bangsa berpredikat ganda seperti itu, tidak hanya memerlukan pengembangan ilmu, keterampilan, dan teknologi, tetapi juga memerlukan pengembangan aspek-aspek lainnya, seperti kepribadian dan etik-moral.
Pendidikan nilai atau moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen-komponen integrasi pribadi. Pendidikan nilai merupakan bagian internalisasi nilai-nilai akhlak manusia secara umum. Dalam hal ini Islam telah menyebutkan secara rinci dan sangat luas tentang nilai-nilai akhlak yang sangat berguna bagi umat manusia dalam kehidupannya di dunia dan di akhirat. Pendidikan nilai/moral di istilahkan dalam Islam secara tepat menjadi Akhlaq, Secara etimologis Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya: tingkah Laku, budi, tabiat dan adab. Adapun secara istilah menurut Abu Hamid Al Ghozali “Akhlaq adalah sesuatu yang menggambarkan tentang prilaku seseorang yang terdapat dalam jiwa yang baik, yang darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya. Dan jika sumber prilaku tersebut didasari oleh perbuatan yang baik dan mulia yang dapat ditinjau (dibenarkan) oleh akal dan syari’at maka ia dinamakan akhlaq yang mulia, namun jika sebaliknya maka ia dinamakan akhlaq yang tercela”. Dikesempatan lain seraya menguatkan dari segi sistem nilai, menurut Abu Ridho yang dimaksud akhlak Islam adalah seperangkat tindakan dan suluk (prilaku) serta gaya hidup yang terpuji yang merupakan repleksi dari nilai-nilai Islam yang telah menjadi keyakinan dan keperibadiannya dengan motivasi semata-mata keridhaan Allah SWT.
Nilai adalah suatu kecenderungan perilaku yang berawal dari gejala-gejala psikologis, seperti hasrat, motif, sikap, kebutuhan dan keyakinan yang dimiliki secara individual sampai pada wujud tingkah lakunya yang unik. Sedangkan Allport menyatakan bahwa nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Bagi Allport nilai terjadi pada wilayah psikologis kepribadian (Allport, 1964: 4). Adapun Kluckhon (Mulyana, 2004:5) lebih panjang merumuskan tentang nilai. Ia mendefinisikan nilai sebagai konsepsi dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan. Sementara Bramel (Mulyana, 2004:5) mengungkapkan bahwa definisi itu memiliki banyak implikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya dalam pengertian lebih spesifik. Implikasi yang dimaksud adalah:
  1. Nilai merupakan konstruk yang melibatkan proses kognitif (logis dan rasional) dan proses katektik (ketertarikan atau penolakan menurut kata hati).
  2. Nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi selalu tidak bermakna apabila diverbalisasi.
  3. Apabila hal itu berkenan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang unik oleh individu atau kelompok.
  4. Karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu diyakini bahwa nilai pada dasarnya disamakan daripada diinginkan, ia didefinisikan berdasarkan keperluan sistem kepribadian dan sosial budaya untuk mencapai keteraturan atau untuk menghargai orang lain dalam kehidupan sosial.
  5. Pilihan di antara nilai-nilai alternatif dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan antara means dan ends, dan
  6. Nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya dan pada saat yang sama ia adalah norma-norma yang telah disadari.
Sedangkan Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “character”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak (Oxford). Sedangkan secara istilah, dari “The stamp of individually or group impressed by nature, education or habit. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Islam sebagai sistem nilai tentunya merupakan sumber nilai yang sempurna bagi umat manusia dalam memberikan acuan tingkah laku dan interaksi sosial dalam hidupnya, tidak terkecuali sebagai paradigma mendasar dan aman dalam ruang ekspresif dan reflektifnya secara individual. Pemeluk agama ini, tentunya mengakui dan menyadari bahwasyahnya, Islam sebagai sistem nilai telah mencapuk seluruh aspek dalam kehidupannya, termasuk budaya dan kebudayaan dalam kaitannya dengan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu produk budaya disamping tata nilai itu sendiri.
Relasi budaya tentunya berbeda dengan istilah serangan budaya dimana perbedaan nilai yang negative dari suatu budaya bagi budaya dalam negeri atau pada umumnya dunia muslim merupakan “ancaman” dan “tantangan” tersendiri dalam penyikapan dan penerimaannya. Lagi-lagi Islam sebagai sistem nilai, dalam kaitannya dengan bentuk “ancaman” dan “tantangan” tersebut telah mengatur dan mengantisipasi sedemikian rupa dengan acuan nilai rahmatan lil alamiin  dan amar ma’ruf nahi mungkar.
Hubungan antar budaya ini yang merupakan kristalisasi dari komunikasi global dan dalam Islam komunikasi tersebut tentunya senantiasa memerhatikan secara penting hubungan yang terjadi bukan hanya sekedar secara horizontal antara sesama manusia dan lingkungannya melainkan juga secara vertikal antara Pencipta dan hamban-Nya.
Dalam kaitannya dengan hal itu tentunya pemanfaatan salah satu teknologi media komunikasi massa seperti televisi senantiasa disandarkan secara utuh dan langsung dengan bentuk dan sikap ketakwaan. Sehingga tata nilai, etika dan moral (akhlak) yang luhur dan mulia yang terintegrasikan tentunya telah menjadi muatan utama dalam setiap kegiatan penyiaran yang dapat dilakukan tersebut. Adapun bentuk-bentuk nilai yang dapat diketengahkan merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran suci agama Islam dan itu bersifat subtansial-universal (tidak hanya simbolik semata), seperti ketuhanan, kebenaran, kebaikan, kearifan, kebajikan, keadilan, kesederhanaan, kejujuran, keutamaan ilmu, kemerdekaan, persatuan umat dengan persamaan makna, ketauladanan dalam bertakwa, persaingan sehat dan persaudaraan, persamaan dan tanggungjawab, serta masih banyak lainnya yang dimana hal itu merupakan nilai-nilai yang memang tidak dapat ditolak oleh pihak manapun bahkan oleh umat beragama lainnya, sehingga dapat menjadi sebuah kesepahaman, kesepakatan dan ke-maslahat-an bersama.
Peranan dan fungsi media komunikasi massa ini (televisi) dalam memberikan pemodelan ketauladanan, mediaisasi, dan pengembangan kepribadian tentunya menjadi tanggung jawab yang mungkin dapat diupayakan bersama oleh seluruh elemen bangsa ini. Sehingga proses pendidikan nilai dan moral senantiasa efektif dan efisien dilakukan dengan memberikan stimulasi sadar dari lingkungan disamping secara legal formal dari institiusi-institusi pendidikan yang ada. Atas dasar ikhtiar tersebut, kita selaku sebagai muslim dan bagian dari bangsa Indonesia, tentunya dapat optimis untuk terus bergerak menuju kepada perubahan tatanan masyarakat madani yang damai sentausa, aman tentram, makmur dan bersahaja dengan citra dan harga diri bangsa yang luhur serta yang utama ialah dapat selamat di dunia ini dan di akhirat nanti.



Saran
Makalah ini tentu masih jauh dari nilai kesempurnaan, karena dibuat hanya sebatas khazanah pengetahuan kami itu pun dengan referensi yang masih sangat minim. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Soemarno,Deddy mulyana, Darmawan Zainun, 2006, Jakarta.
Drs. Zamris Habib, M.Si, Dosen Komunikasi UMJ dan UIN Jakarta
Mohd. Rafiq. (Jurnal: Analytica Islamica Vol. 5, No. 2, 2003: 149-168). Tantangan dan Peluang Komunikasi Islam pada Era Globalisasi Informasi. Hal. 5. Sumatera Utara: IAIN Sumut Prodi Komunikasi Islam.
Al-Harrani Ibn Syaibah. (1384H). Tuhaful Uqul. Teheran-Iran: Islamiyah; penerjemah Alcaff  Muhammad Abdul Qadir. (2006). Wasiat Suci: Menuju Hidup Sukses & Bahagia. Hal. 30, No. 4 & Hal. 34, No. 20 & Hal. 36, No. 32 & Hal. 43, No. 64 . Jakarta Timur: Uswah.
Tobroni. (2010). Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam. Malaysia: UMM Press, University of Malaya Malaysia FAI/PPS.
Asy-Syahid Murtadha Muthahhari. Revelation and Prophethood. Teheran-Iran: Boyand Be’that, diterjemahkan oleh : Ahsin Mohammad. (1991). Falsafah Kenabian. Hal. 111. Jakarta Pusat: Pustaka Hidayah.
Alcaff  Muhammad Abdul Qadir. (2006). Wasiat Suci: Menuju Hidup Sukses & Bahagia. Hal. 31, No. 9 & Hal. 34, No. 22-23. Jakarta Timur: Uswah.
Alcaff  Muhammad Abdul Qadir. (2006). Wasiat Suci: Menuju Hidup Sukses & Bahagia. Hal. 39, No. 44. Jakarta Timur: Uswah.
Bagus Ghojali. (2010). Komunikasi Massa. Dikutip dari http://www.psikologizone.com [April 2011]


2 komentar: